Pernah denger kata Cilok...?
bukan Cinta Lokasi ya.....tapi ini nama makanan dari pasundan. Cilok Itu Aci di Colok, alias sagu di tusuk. Dia ini temennya Cireng alias aci digoreng hehehe....
Biasanya saya suka beli makanan ini di abang-abang. Yang enak it ada di pasar mayestik. Tapi sayangnya, setiap abis makan itu si aci, saya selalu "moncor-moncor" mungkin kurang higenis atau mungkin juga sambalnya sudah kadaluarsa.
Iseng-iseng cari resepnya di dapurmasak.com eh...dapet. Tapi saya modivikasi resepnya dengan menambahkan cincangan sosis dan sambalnya saya pakai sambal bangkok. Jadinya begini deh...
Biar fotonya cakep, saya pakai tusuk sate, piring sajinya kaya di resto dan ditaburin daun bawang biar warnanya kontras sama sausnya hehehe....biasanya kan kalau beli di abang-abang cuma di taro di plastik, di kasih saos sama tusuk gigi hihihiiii....
Kali ini saya tidak menggunakan latar belakang putih. Piring saya letakkan di atas kursi tua yang pliturannya sudah agak luntur. Jadi serat-serat kayu sedikit terlihat. Menggunakan mode close up dan titik fokus pada cilok yang di dpan posisi tengah. Ternyata hasilnya boleh juga...jadi kontras warna piring dan latar belakangnya yang menurut saya agak-agak antik.
Kalau ada yang mau bikin, ini resepnya ya...
Bahan-bahan :
100 gram Tepung Sagu
100 gram Tepung Terigu
1 buah sosis sapi/ayam, cincang halus
2 siung Bawang Putih, dihaluskan/diparut
1/4 sendok teh Lada (Merica)
1/2 sendok teh Garam
1/2 sendok teh Kaldu Bubuk0.5
200 ml Air, disesuaikan dengan adonan, jika sudah cukup kalis, boleh dihentikan
1 batang Daun Bawang, pakai daun hijaunya saja ya, diiris halus
Air, untuk merebus cilok secukupnya
Cara membuat :
bukan Cinta Lokasi ya.....tapi ini nama makanan dari pasundan. Cilok Itu Aci di Colok, alias sagu di tusuk. Dia ini temennya Cireng alias aci digoreng hehehe....
Biasanya saya suka beli makanan ini di abang-abang. Yang enak it ada di pasar mayestik. Tapi sayangnya, setiap abis makan itu si aci, saya selalu "moncor-moncor" mungkin kurang higenis atau mungkin juga sambalnya sudah kadaluarsa.
Iseng-iseng cari resepnya di dapurmasak.com eh...dapet. Tapi saya modivikasi resepnya dengan menambahkan cincangan sosis dan sambalnya saya pakai sambal bangkok. Jadinya begini deh...
Biar fotonya cakep, saya pakai tusuk sate, piring sajinya kaya di resto dan ditaburin daun bawang biar warnanya kontras sama sausnya hehehe....biasanya kan kalau beli di abang-abang cuma di taro di plastik, di kasih saos sama tusuk gigi hihihiiii....
Kali ini saya tidak menggunakan latar belakang putih. Piring saya letakkan di atas kursi tua yang pliturannya sudah agak luntur. Jadi serat-serat kayu sedikit terlihat. Menggunakan mode close up dan titik fokus pada cilok yang di dpan posisi tengah. Ternyata hasilnya boleh juga...jadi kontras warna piring dan latar belakangnya yang menurut saya agak-agak antik.
Kalau ada yang mau bikin, ini resepnya ya...
Bahan-bahan :
100 gram Tepung Sagu
100 gram Tepung Terigu
1 buah sosis sapi/ayam, cincang halus
2 siung Bawang Putih, dihaluskan/diparut
1/4 sendok teh Lada (Merica)
1/2 sendok teh Garam
1/2 sendok teh Kaldu Bubuk0.5
200 ml Air, disesuaikan dengan adonan, jika sudah cukup kalis, boleh dihentikan
1 batang Daun Bawang, pakai daun hijaunya saja ya, diiris halus
Air, untuk merebus cilok secukupnya
Cara membuat :
- Panaskan air. Masukkan merica, garam, kaldu bubuk, dan bawang putih. Masak sampai air mendidih.
- Campur sosis, tepung terigu dan sagu dalam satu wadah. Tuang air rebusan tadi sedikit demi sedikit sambil di aduk dengan sendok sampai adonan bisa dibentuk. Tambahkan irisan daun bawang.
- Bentuk bulat-bulat sebesar bakso. Masukkan ke dalam rebusan air. Masak sampai adonan mengapung, tapi setelah mengapung jangan langsung di angkat ya.... Dibiarkan saja dulu sekitar 15 menit. Angkat lalu kukus kurang lebih 15-20 menit sampai adonan benar-benar matang.
- Tusuk cilok dengan menggunakan tusuk sate atau seperti yang saya gunakan. Kucuri dengan saus sambal kesukaan anda. (kalau saya pakai sambal bangkok)
Selamat menikmati homemade cilok yang pasti nggak bakal bikin "moncor-moncor"
No comments:
Post a Comment
Thanks for visit